Setelah Yunani di Euro 2004, miracles terjadi lagi di Euro 2008.
Belanda yang lolos ke QF dengan menumbangkan 2 finalis WC2006, dan memiliki selisih gol 9-1, ditekuk Rusia, 1-3. Dari the Flying Dutchmen mereka kemarin merasakan jadi the Crying Dutchmen.
Permainan Belanda amat terbaca. Rusia menang dengan dominasi ritme sepanjang pertandingan.
Dua juara grup lain (yg lebih favorit), Portugal dan Kroasia juga tumbang dari runner up grup.
Satu hal yang pasti, di ketiga pertandingan, terlihat betapa para runner up bertarung setengah mati, sedangkan dari pihak lawan ada sedikit underestimate (terlalu yakin). Di turnamen, determinasi, spirit, dan fokus amat penting.
Dan kalau dipikir lagi, tiga partai ini bukan juga kejutan yang luar biasa amat. Aneh jika para juara grup menganggap sudah di atas angin.
Jerman –> biasa lambat panas, tapi rekor turnamen mereka luar biasa.
Turki –> pemain-pemain Turki juga bukan 1 tingkat di bawah, mereka terbukti dalam 2 partai sebelumnya bisa bikin gol di menit terakhir pertandingan.
Rusia –> Hiddink selalu bertangan dingin. Korea membantai Italia dan Spanyol, Australia nyaris menumbangkan juara dunia Italia.
So… nanti malam, akankah Italia mengikuti pola QF lainnya?
Menarik… menarik… soalnya kelihatan di piala Eropa ini, pemain-pemain bukan jadi penentu, dan belum ada pemain yang lagi hot-hotnya di sini.
So… pola permainan dan kejeniusan pelatih jadi acuan.
Jerman dengan warisan eksperimen Klinsi.
Turki, siapa yang tidak kenal Fatih Terim.
Rusia, apalagi…. Hiddink, man!
Tinggal menunggu, Aragones atau Donadoni?