Prolog
Seorang penduduk Labuan Bajo pernah bilang bahwa Labuan Bajo baru mencicipi kemerdekaan itu beberapa tahun terakhir. Sebelumnya, cuma turis dengan niat berpetualang (eco adventure) yang siap menghadapi infra seadanya saja, yang mungkin mau ke sana. Bandara sederhana, listrik masih sulit, RS tidak ada yang memadai. Baru setelah dijadikan destinasi wisata unggulan-lah, Labuan Bajo mulai ‘membangun’.
Tahun 2015 saya mendapatkan kesempatan mengunjungi Labuan Bajo untuk pertama kali. Bandara Komodo sedang finishing proyeknya, jalan keluarnya pun masih belum semuanya beraspal. Setelah itu, saya berkesempatan lagi mengunjungi Labuan Bajo 3 kali lagi, di tahun 2016 dan 2017 (2x), dimana setiap kunjungan selalu melihat geliat Labuan Bajo menjadi destinasi wisata top.
Makanya, 2019 ini Labuan Bajo menjadi destinasi liburan mid-term sekolah. Ada tiga perbedaan dasar rencana 2019 ini dari keempat kunjungan sebelumnya.
Yang pertama, sebelum ini trip itu dibiayai perusahaan, dan menggunakan kapal kelas yacht yang bukan cuma fasilitasnya ala hotel, tapi juga punya kemampuan menahan gelombang dan stabilitas yang mumpuni.
Hal kedua yang juga berbeda adalah cuaca. Sebelum ini, saya selalu mendapat cuaca yang cerah, walau ga enaknya ya panas. Namun imbal balik-nya adalah memperoleh beragam sunrise dan sunset yang indah.
Ini yang cukup disayangkan di perjalanan ini. Biasanya bulan Maret, sudah tidak hujan (seperti di akhir tahun), namun kali ini cuaca senantiasa mendung, sehingga harus mengakhiri hari lebih sore. Walaupun bagusnya, tidak merasakan terik matahari saat tracking dan snorkeling.
Hal ketiga, biasanya dari bandara selalu langsung ke kapal, dan dari kapal langsung ke bandara. Namun trip ini kami sempatkan menikmati kota Labuan Bajo, bukan hanya perairan-nya.
The Trip
Trip ini 5 hari 4 malam, dengan 2 malam di kapal. Sempat was was apakah dua anak kami yang 7 tahun akan betah tinggal di kapal. Ternyata tidak masalah, terutama karena : closet-nya duduk 🙂
Sebenarnya tidak perlu menginap dua malam di kota, namun pertimbangan kami adalah memberikan waktu istirahat kepada anak, utk persiapan di kapal, dan utk persiapan kembali (mengingat esoknya langsung sekolah).
Saat tulisan ini dibuat hanya Batik Air dan Garuda yang memiliki direct flight dari Bandara Soetta ke Labuan Bajo. Kami memilih Garuda, namun karena (mungkin) low season, penerbangan balik dari Labuan Bajo dialihkan ke pagi (yang 1 stop di Denpasar).
Akomodasi dan Tour
Saat ini yang lagi happening adalah Ayana Komodo dan Plataran. Namun harganya jauh di atas rata-rata. Kami memilih La Prima Hotel.
Utk keperluan kapal dan guide, kami menggunakan jasa PT Flores Komodo Tours (web http://www.flores.co.id, telepon : +62-81 392 3535 68). Pemiliknya (Pak Oyan) amat membantu, dan ternyata beliau juga giat mempromosikan Labuan Bajo. Saat kunjungan kami, beliau tengah ikut rombongan Kemenpar ke Eropa.
Harga paket biasanya dihitung per orang (dan sharing ratio, berapa orang per kapal), dan termasuk : kapal, makanan selama di kapal (pagi-siang-malam-1x makanan ringan), snack dan minuman (air gelas, Pocari, dkk), antar jemput hotel-pelabuhan-hotel, dan tour guide (berlisensi), serta alat snorkeling.
Yang tidak termasuk : biaya masuk tempat wisata (pulau Rinca, Komodo, pulau Padar), antar jemput bandara-hotel-bandara, dan tip (kru kapal dan tour guide).
Preparasi
Beberapa persiapan khusus yang sebaiknya disiapkan :
- Sunscreen/Sunblock, tingkat tinggi (110%), dan saat menggunakan jangan lupa daerah betis dan paha yang biasanya juga terbakar saat tracking atau snorkeling.
- Fashion utk blok sinar matahari. Selain topi, atasan tangan panjang, baik utk tracking maupun di air (water suit), bisa dipertimbangkan.
- After Sun Lotion, untuk mengatasi jika sudah terbakar.
- Kacamata (hitam), yang bukan cuma untuk sinar (UV) tapi juga terpaan angin yg kadang mengandung pasir.
- Sandal atau Sepatu Tahan Air. Tidak semua pulau akan memiliki dermaga, beberapa harus menginjak laut sebelum mencapat darat. Jika ingin tracking dan bawanya hanya sepatu kets dengan kaos kaki, akan kesulitan (buka dulu sepatu, pakai lagi dalam keadaan basah). Siasati dengan sepatu tahan air, atau bawa handuk kecil utk lap kaki sebelum pakai kembali sepatu.
- SIM Card Telkomsel. Hanya Telkomsel yang punya sinyal (walaupun tidak di semua area) di perairan Flores. Operator lain akan hilang sinyal begitu di tengah laut.
- Snack dan Permainan untuk mengisi waktu di kapal, karena perjalanan antar titik wisata bisa hingga 1 jam.
Day 1
Ayana Komodo Resort
Tiba di Labuan Bajo dan langsung menuju Ayana Komodo Resort. Walau tidak menginap di sini, kami ingin mencoba menikmati suasana. Ayana memiliki beberapa resto yang menyenangkan lokasinya karena menghadap laut.
Pilihan kami adalah Naga Bar, yang dinamakan demikian karena terletak di ujung dermaga jetty, yang bentuknya seperti ular naga.
MadeInItaly Resto
Salah satu ciri makin oke tempat wisata adalah perkembangan makanan yang disediakan. Makin tinggi standard-nya. Karena kebanyakan turis mancanegara dari Eropa, maka tidak heran ada resto resto Italia yang keren di sini : MadeInItaly, Mediteraneo, dan La Cucina.
Kami memilih makan malam di MadeInItaly dan amat memuaskan.
Day 2
Pulau Kelor
Sebuah pulau yang bisa didaki dengan medan yang cukup sulit, walaupun pendek rutenya. Yang menarik di sini, pantainya cukup dekat ke pepohonan, sehingga cocok utk santai, berjemur. Ada penjual kelapa di sana (siapkan uang).
Pulau Rinca (Loh Buaya National Park)
Atraksi utama di Labuan Bajo adalah melihat komodo dragon yang hanya ada di tempat ini. Ada dua pulau besar yang memiliki habitat komodo dalam jumlah besar, yaitu pulau Rinca dan pulau Komodo
Biaya masuk ke obyek wisata pulau Rinca ini utk kami berempat (lupa rincian) adalah Rp 520 ribu (resmi dapat resi), termasuk ditemani 1 ranger.
Di sini kita bisa melihat komodo dari jarak dekat, dan menjelajahi pulau (ada rute tracking panjang dan pendek).
Dalam trip sebelumnya, terdapat atraksi dimana belasan komodo makan kambing yang digantung.
Ranger di sini amat jago mengambil foto, tinggal berharap saja agar komodo pasang tampang oke saat giliran Anda.
Pulau Kalong
Salah satu acara sunset wajib adalah di pulau Kalong, utk melihat dua fenomena. Sunset yang indah (kalau cuaca mendukung), dan mulai terbangnya ribuan kelelawar dari pulau tersebut ke arah pulau Flores.
Sayang di perjalanan ini, kami tidak mendapatkan sunset karena cuaca yang cukup mendung.
Day 3
Pulau Padar
Salah satu acara yang juga wajib adalah tracking di pulau Padar. Mengapa? Karena pemandangan yang amat indah di puncak pulau yang melihat potongan pulau Padar yang berbentuk X, dan masing-masing pantai-nya seakan berbeda warna. Salah satu foto khas Labuan Bajo.
Sekarang ini medan tracking amat terbantu dengan track yang sudah dibuat anak tangga, walau tetap ada bagian sulit.
Pink Beach
Seharusnya ada agenda ke Komodo National Park, namun kami memutuskan skip (karena cukuplah lihat Komodo di pulau Rinca), dan anak-anak sudah ingin snorkeling.
Kami langsung ke Pink Beach yang sebenarnya bukan hanya 1 lokasi yang memiliki pantai dengan warna pasir pink.
Di sini memang hanya untuk foto dan snorkeling, walau habitatnya kurang memuaskan untuk snorkeling.
Taka Makassar
Taka Makassar adalah pulau kecil (atol?). Tidak dapat didekati oleh kapal selain speed boat kecil. Wisatawan yang mengambil tour daily dengan speed boat besar, harus berenang ke pulau ini.
Lokasi yang bagus untuk foto dan snorkeling (tergantung arus).
Manta Point
Ini sebenarnya pengalaman snorkeling yang paling benar-benar breathtaking.
Memang untung-untungan. Trip kali ini (terlalu sore juga), hanya bisa melihat manta ray dari kapal. Namun dari 4 kali trip sebelumnya pun, hanya trip pertama yang benar-benar semua faktor tersedia : airnya sedang jernih, sinar matahari mendukung, arus tidak keras, dan manta-manta yang berkeliaran berjumlah banyak.
Saat itu karena dibekali scubajet, jadi bisa mendekati manta sampai tinggal selengan saja. Cukup mendebarkan saat berhadap-hadapan dengan manta yang amat besar ini. Benar-benar pengalaman mengesankan (sayang susah diabadikan).
Day 3
Pulau Kanawa
Sebuah resort yang memiliki tempat snorkeling yang unik, karena banyak sekali ikan, dan sudah terbiasa ambil makanan dari manusia.
Jangan lupa bawa roti, dan oleh tour guide akan dimasukkan ke dalam botol plastik dan dicampur air, sehingga bisa ‘disemprotkan’ yang akan menarik perhatian ratusan ikan.
Pengalaman snorkeling yang cukup seru, dikelilingi ratusan ikan.
Kampung Ujung (Labuan Bajo)
Setelah Kanawa, karena cuaca tidak mendukung, kami langsung menuju Labuan Bajo, dan mengakhiri liburan dengan makan malam di pelabuhan Labuhan Bajo.
Kini sepanjang pelabuhan telah ditata untuk kios-kios makanan (mostly seafood).
Epilog
Masih banyak tempat lain di perairan Labuan Bajo selain di atas. Ada Gili Lawa Darat yang terbakar beberapa waktu lalu, resort Seraya (snorkeling), pulau Bidadari (snorkeling). Jika kapal mendukung, bahkan bisa sampai ke pantai ToroMbala (Bima).
Bahkan di sekitar kota Labuan Bajo pun masih ada gua dan air terjun yang belum pernah didatangi.
Masih besar potensi Labuan Bajo ini. Yang juga menggembirakan adalah antusiasme masyarakat, yang berujung pada kesadaran bahwa mereka harus menjaga asset ini.
Selama di sana tour guide menjelaskan bahwa sekarang utk tempat jangkar sudah dibuat permanen, sehingga kapal tinggal menambatkan, tidak usah membuang jangkar.
Dapat dipastikan bahwa Labuan Bajo akan menjadi top destinasi wisatawan lokal dan luar. Semoga semua terus bebenah menyongsong era itu.
[wp_ad_camp_1]