Travel

[travelog] Tokyo-Kyoto 2016 (with Children & Elders)

Setelah Singapore (click here) dan Beijing (click here), ini tahun ketiga kami pergi bersama. Tiga generasi. Ada anak2 umur 4 tahun, dan tiga orang 73-80 tahun.

Berhubung ini kali pertama ke Jepang bagi semua peserta, banyak pertanyaan muncul.
Bagaimana dengan kendala bahasa?
Apakah semua super mahal?
Jalur kereta api yang sangat kompleks? Nyamankah bagi para orang tua?
Makan apa dan dimana?

I am fairly keen on planning and scheduling. And fortunately, Japan is so well organized and efficient.
Menyusun itinerary jadi sangat menyenangkan.

Seperti pada perjalanan sebelumnya, perjalanan kali ini dilakukan pada akhir Maret – saat #gemini term break. Kebetulan juga saat cherry blossoms baru mulai. Udara masih dingin, tapi menyenangkan untuk perjalanan. Bahkan #gemini sempat mendapatkan their first snow at Hakone.

Semua orang mencari bunga ini untuk berpose..

Semua orang mencari bunga ini untuk berpose..

Flight in/out Japan

Lewat website Kayak.com kami dapat superdeal ANA air, $438.
Yang menyenangkan, full service airlinedirect flight, dan jam-nya ramah.
Dari Jakarta langsung ke Tokyo (tiba sore).
Pulangnya agak menegangkan karena ternyata bukan connecting flight Osaka-Tokyo-Jakarta, melainkan dua penerbangan terpisah Osaka-Tokyo (Haneda) dan Tokyo (Narita)-Jakarta. Ada 2 upaya check in, dan harus ambil bus Haneda-Narita. Ada kesempatan ganti tiket (Kayak oke banget, call utk memberi tahu soal ini), namun alternatif-nya lebih tidak asyik jam-nya.

Dan ternyata tidak masalah, window 4 jam cukup banget utk checkout bagasi di Haneda, ambil bus langsung Haneda-Narita (1 jam), dan check-in lagi di Narita.

O ya, ANA juga memberikan opsi web check in  yang cukup membantu karena di airport, beda antrian (lebih panjang yang check in langsung).

 

Transport di Japan

Website ini sangat berguna untuk menyusun perjalanan inbound : www.hyperdia.com dan www.navitime.com
Ada baiknya, rute dicatat sebelum berangkat, namun saat di lokasi, biasakan bertanya di bagian informasi.

Karena jumlah perjalanan yang ditempuh tidak banyak, kami menggunakan suica/pasmo dan tidak membeli daily pass pada saat di Tokyo. Tetapi jika banyak melakukan perjalanan, sangat direkomendasikan untuk membeli daily pass. Seperti di Kyoto, kami menggunakan bus daily pass (Y 500) yang bisa dibeli di sopir bus nya langsung.

Info ttg tiket-tiket ini bisa dilihat di https://www.gotokyo.org/en/tourists/info/profit/index.html dan http://www2.city.kyoto.lg.jp/koho/eng/access/transport.html

Perjalanan dari Tokyo ke Kyoto menggunakan kereta api Shinkansen. Karena kami tidak perlu menggunakan kereta untuk kembali dari Kyoto ke Tokyo, kami tidak membeli JR Pass. Tapi apabila berencana menempuh perjalanan ke banyak kota di Japan, sangat direkomendasikan untuk membeli JR Pass sebelum berangkat ke Jepang karena JR Pass ini hanya dijual diluar Jepang. http://www.jrpass.com/

Kereta adalah bagian kehidupan di Jepang..

Kereta adalah bagian kehidupan di Jepang..

 

Accomodation

Dengan group 7 orang berbagai usia, kami prefer untuk tinggal di apartemen dan kali ini kami memutuskan untuk menggunakan AirBnB. Klik di sini untuk tips memilih di AirBnB.

Kriteria yang kami gunakan adalah :
(1) Sedekat mungkin dengan stasiun kereta
(2) Maksimal naik tangga 1 kali (lantai 2 paling tinggi, jika tidak ada lift).
(3) Ada dua kamar mandi, atau minimal kamar mandi terpisah dengan WC (agar bisa gantian).

Untuk di Tokyo, kami tinggal di Edogawa bernama Yuyu House (hosted by Miki). Detail klik di sini.

Tempat ini amat ok karena hanya 115 meter dari stasiun Edogawa, dan very spacious.  Namun trade off-nya, dari Edogawa ke stasiun di Tokyo butuh 30 menit.

Rumahnya sangat menyenangkan. Kami bertemu Miki pertama kali di stasiun (iya, dijemput lho), kemudian jalan kaki ke rumahnya sambil ditunjukan yang enak dan murah, serta supermarket yang lengkap dengan harga baik. Sampai di rumahnya, Miki showed us around the house, where to find items we might need and how to use the shower, washing machine, heater, and other necessities (bahkan ada kikkoman all purpose seasoning, minyak goreng, telur, dan roti).

She even provided us a welcome snack, which was nice after our long international flight and train rides to get to Edogawa station. Dia akan membereskan rumah beberapa kali selama 5 hari di sana.

The kitchen is equipped with a refrigerator & freezer, microwave, toaster oven, gas stove, pots, hot water boiler, cutting board, knife, rice cooker, and all essential tableware and utensils, which made simple meals very easy to prepare–we were very happy about this. Having 2 showers and 3 separate toilets is VERY heavenly.

Untuk Kyoto, kami kami tinggal di Kazu House, Arashiyama (klik di sini) . Lokasi dekat dengan Arashiyama Hankyu Train. Berbeda dengan Tokyo, . Rumahnya kecil (tanpa common area), tapi memiliki shower dan toilet terpisah. The house is walking distance to most area attractions.

Hanya saja rumah ini jauh lebih kecil dari bayangan semula, mestinya lebih nyaman untuk 4 orang bukan 6 orang seperti tertulis di web nya.

 

Other Website

Website lain yang berguna untuk planning :
http://www.japan-guide.com/
https://www.facebook.com/groups/japanlovertraveller/

 

Strategi Jadwal

Kenapa tidak ke Disney? Koq tidak ke Imperial Palace? Koq bentar banget di Hakone?

Dalam menyusun jadwal, salah satu pertimbangan utama adalah mempertimbangkan adanya anak-anak dan orang tua. Kalau ke Disney, selain waktu antri yang lama, mungkin tidak menarik untuk orang tua.

Dan beberapa tempat, walau favorit, tapi terpencil (tidak ada destinasi lain sekitarnya), sehingga harus spesial trip ke sana. Itu juga dihindari, karena trip bersama anak dan orang tua akan meminta banyak waktu, entah karena pace, atau butuh break.

Akhirnya strategi penjadwalan adalah :
1. Mengelompokkan destinasi yang berdekatan atau ada connecting transport (misalnya Harajuku-Shibuya, Arashimaya area, Asakusa-Odaiba).
2. Setelah dikelompokkan, don’t be too ambitious. Sehari hanya dua kelompok (maksimal).

 

Day 1: Narita to Edogawa

Perjalanan ditempuh selama 7 Jam. #gemini sangat menikmati perjalanan pertama yang panjang ini dengan pesawat full service. Ada TV! Selama di perjalanan mereka menonton segala jenis film anak. Belum lagi makanan child meal yang pre-order. Begitu tiba di Narita jam 16:05, kami menggunakan Keisei line menuju edogawa.
Makan malam dan grocerries sebelum call it a day

Temple? Sakura? ... naah.. just give us the coins!

Temple? Sakura? … naah.. just give us the coins!

 

Day 2: Hakone

Pergi Shinjuku dengan kereta, di Shinjuku beli Hakone Free Pass (Y5140)
http://www.hakonenavi.jp/english/freepass/

Free pass ini bisa dipakai 2 hari namun tidak boleh keluar Hakone (alias menginap di sana).
Dengan pass ini, kami bisa menggunakan tozan train, cable car, buscruise dan ropeway. Unlimited time!

Sayang udara kurang cerah saat ke sana. Namun salah satu fenomena-nya adalah bisa mendapatkan hujan salju. First snow  untuk #gemini dan para orang tua.

Sempatkan waktu juga untuk menikmati smoked egg dan mochi yang menjadi makanan kecil khas Hakone.

15-Japan-10

Day 3: Harajuku dan Shibuya

Dari stasiun Harajuku, langsung bisa jalan ke Meiji Shrine: http://www.japan-guide.com/e/e3002.html

Sehabis itu, coba jajal ramen pertama di Kyusu Jangara (1-13-21 Jingumae, Shibuya, Tokyo 150-0001, Japan – http://kyushujangara.co.jp/ … memuaskan, dan harga tidak jauh lebih mahal dengan ramen Jepang di Indonesia.

Lanjut jalan ke Kiddy Land di jalan Ometesando yang memang banyak toko-toko. Kiddy Land adalah toko mainan, dengan lantai2 tematik. Ada lantai khusus Snoopy, Disney, Lego. Memang banyakan brand barat, harga sedikit lebih murah daripada Indonesia.

Sementara #gemini belanja – saya lanjut jalan ke Dominique Ansel – http://dominiqueanseljapan.com/en. Menjajal resep asli Cronut serta Frozen S’more yang amat favorit disana. Definisinya : A Tahitian vanilla ice cream covered with chocolate feuilletine flakes and then enrobed in a 100% honey marshmallow. The whole thing is then put on a smoked wooden branch and torched to order. Sayangnya, it’s too sweet for me!

Gemini got candy, Bunda got cronut, Papi got coffee

From Shibuya, Gemini got candy, Bunda got cronut, Papi got coffee

Dari sana, kita jalan ke Hachiko Statue (16 mins). Tapi sebelumnya kita jajal menyeberang jalan di stasiun Shibuya yang persimpangannya ramai sekali. Best spot untuk melihat crossing ini dari lantai 2 starbuck. Tapi untuk naiknya mesti antri!

Mampir ke Shibuya Tokyu Toyoko East Department Store (basement) ada Tokyo Milk Cheese Factory Crackers yang favorit bagi kalangan turis Indonesia (soalnya direkomendasikan oleh teman, dan pas di sana, tidak begitu ramai, dan ketemunya juga pembeli dari Indonesia).

 

Day 4: Asakusa + Odaiba

Pagi-pagi, mampir dulu ke ke Tourist Centre, dekat stasiun. Dari lantai tertinggi, bisa liat Nakamise DoriSensoji Temple. Bagus untuk foto.

Jalan antara Kaminamiron Gate ke Sensoji Temple adalah Nakamise Dori. Jual souvenir+snack.
Yang layak coba : Osenbei (rice crackers), mochi goreng dan bolu bentuk ikan.

Sesudah itu lihat lihat Sensoji Temple (http://www.japan-guide.com/e/e3001.html).

Untuk lunch, kita menjajal brand yang juga ada di Indonesia, yaitu Yoshinoya.

Dari sana, jalan ke dermaga untuk Cruise Asakusa-Odaiba Direct Line (50 mins). Note : harusnya langsung book pagi yang direct, karena easily sold out. Jadi kami ambil yang stop over dulu (beda 25 menit).

Odaiba adalah daerah reklamasi. Asyik juga untuk anak dan keluarga, karena ada pantai, ada banyak mall, yang penuh tempat main anak. Sesuai rencana, kami ke Aqua City, utk masuk ke Sony ExploraScience, dimana anak-anak bisa mencoba berbagai alat berbasis teknologi.

Odaiba sebenarnya bisa memakan waktu seharian untuk anak-anak karena ada berbagai tempat yang menarik. Di Aqua City saja, selain Sony ExploraScience ada Toy’rUs, ada tempat khusus untuk bermain dengan kucing-kucing super lucu (yg harganya dibandrol ratusan juta rupiah).

Playing at Sony ExploraScience

Playing at Sony ExploraScience

 

Day 5: Ueno

Hari ini memang direncanakan singkat dan satu tempat, yaitu Ueno Park.

Turun dari stasiun, kami berjalan ke arah Shinobazu Pond, Benten Do (Boat pond – perfect for cherry blossom viewing). Di sana banyak food stall dengan beragam makanan seperti sate gurita, ubi manis, giant crab, dst.

Di Pond, untuk anak-anak naik perahu kayuh (bebek), mengitari danau. Cukup menarik karena bersih, dan banyak burung beterbangan.

Di sini juga ada zoo dan musium (Nature & Science), tapi ternyata jalan-jalan saja sudah makan waktu, dan mau langsung lunch.

Lunch di salah satu yang legendaris bagi turis, yaitu Ramen Ichiran di Atre, https://www.ichiran.co.jp/english/
Pengalaman unik juga, karena antri 45 menit, dan tempatnya amat sempit, tapi memang harus diakui, ramen-nya top.

Waiting 45 mins for this ramen...

Waiting 45 mins for this ramen…

Malamnya, saya dan suami keluar khusus mencari sushi, di Sushizanmai Shinjuku. Cukup terkenal untuk turis, dan memuaskan. Harga kira-kira dua kali Sushi Tei di Indonesia.

 

Day 6: to Kyoto

Rencana awal menggunakan JR Kodama (http://www.jrtours.co.jp/kodama/en/), waktu tempuh 4 jam, tapi akhirnya menggunakan JR Nozomi, perjalanan ditempuh dalam waktu 2.5 jam (lebih mahal tentunya).

Kyoto station adalah tempat yang menyenangkan untuk di-explore. Kalau bawa luggage bisa titip di locker (kadang penuh banget). Cari locker yang ada kunci nya, artinya locker tersebut kosong. Tapi setelah cari-cari, semua fully occupied. Akhirnya luggage dibawa saja.

Naik train ke Kazu House di Arashiyama. Mestinya cari yang Hankyu line bukan JR line, akibatnya jalan jauh sekali untuk menuju rumah Kazu. Pemandangannya bagus, banyak yang bisa dilihat namun jalan dengan bawa koper itu painful.

 

Day 7 – Arashiyama

Arashiyama adalah area di barat Kyoto.

Dari tempat menginap, kami berjalan kaki menuju Sagano Torocco Station lewat jembatan kayu Togetsukyo Bridge.

The famous, Togetsukyo Bridge (Arashiyama)

The famous, Togetsukyo Bridge (Arashiyama)

Kemudian lanjut naik Sagano Romantic train. Beli hanya one way, kembalinya melalui menggunakan kereta Umahori to Saga-Arashiyama.

Sehabis itu kami berjalan jauh. Dimulai ke Tenryu-Ji Temple,  lalu ke Bamboo Groves yang akan menghasilkan foto yang bagus, kemudian berjalan menyusuri Saga-Toriimoto Preserved Street. Di tengah perjalanan ada berbagai temple.

Karena bawa elders dan anak-anak, perjalanan ini (sekitar 3km) terasa melelahkan, setalah itu naik bis pulang.

 

Day 8 – Fushimi Inari, Gion, Maruyama Park, Nishiki Market

Hari ini memutuskan menggunakan Kyoto Daily Pass http://www2.city.kyoto.lg.jp/koho/eng/access/transport.html#cvcrd

Fushimi Inari amat ramai, dan memang tiang-tiang oranye-nya unik untuk dijalani dan bahan foto. Jika waktu memadai, bisa mendaki hingga puncak.

The orange of Funishi Inari Shrine

The orange of Funishi Inari Shrine

Setelah itu ke daerah Gion, dengan tujuan Maruyama Park. Tempat yang menyenangkan. Orang tua bisa duduk istirahat, anak-anak bisa kasih makan burung merpati, kasih makan ikan koi, jalan-jalan di taman. Ada temple juga, tapi tidak dikunjungi.

Tujuan terakhir di Kyoto adalah Nishiki Market, yang terletak paralel dengan Shijo Dori (jalan dimana butik-butik kelas atas berdiri). Di sini, banyak penjual makanan, bahan makanan. Kami mencoba sushi yang cukup segar, walaupun cara potongnya tidak sebaik di resto.

 

Day 9 – Back to Jakarta

Perjalanan panjang pulang. Dari Kyoto ke Itami / Osaka dengan kereta lanjut Monorail ke Itami Airport.

Pesawat dari Itami ke Haneda. Dari Haneda menuju Narita bisa dengan Airlimousine Bus atau Kereta. Kami memilih menggunakan airlimouisine bus, 84km ditempuh dalam waktu 1jam.

 

Epilogue

Rasanya Jepang sekarang menjadi tujuan wisata yang favorit, termasuk bagi orang Indonesia. Baik di gerbong menuju Hakone ataupun di tempat wisata, banyak sekali ketemu orang-orang berbahasa Indonesia.

Belum lagi teman-teman yang posting mengenai kunjungan mereka ke Jepang di Facebook. No wonder. Jepang sangat menyenangkan. Transportasi efisien, tempat meninginap sangat beragam sesuai budget dengan kesamaan: bersih! Makanan cocok di lidah.

Kalau ada yang disesalkan adalah, waktu nya kurang panjang untuk explore lebih banyak lagi kota-kota lain di Jepang. Tapi ini artinya, ada alasan untuk kembali ke Jepang lagi bukan?

[wp_ad_camp_1]

6 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Powered by: Wordpress