Travel

[travelog] Hokkaido, Japan (2018)

Eat. Snow. Sleep. Repeat.

 

Maret 2016 kami mengunjungi Jepang pertama kali pada saat cherry blossom (klik di sini). Kesan indah yang didapat membuat kami kembali meniatkan diri mengulang. Kunjungan ke Jepang yang kedua ini dilakukan pada saat winter. Wilayah yang dituju juga kepulauan lain dari sebelumnya, yakni Hokkaido.

Hokkaido adalah pulau paling Utara di Jepang, dengan kota-kota nya yang menarik dikunjungi seperti: Hakodate, Sapporo, Otaru, dan Asahikawa. Hokkaido terkenal akan makanan, ski resort dan gorgeous hot springs (onsen).

Makanan yang terkenal di Hokkaido diantaranya: Ramen (tentunya!, walau di akhir trip ini, I’d had enough of Ramen and refuse to touch it for a while after that), seafood, barbecued mutton (Genghis Khan/ Jingisukan), soft serve ice cream, curry, Sapporo beer, Yubari king melon, Yakitori, cheesetart dll. Seriously, there are so many yummy dishes there.

oh.. don’t forget the beer….

Ski Resort, yang terkenal di Hokkaido adalah Niseko, Moiwa, Rusutsu, Sapporo Teine, Furano, Tomamu dan masih banyak lagi. Pilihan kami jatuh ke Tomamu dengan pertimbangan: mudah di akses (dengan JR Hokkaido Rail Pass) dan (karena tujuan utama bukanlah ski) ingin ada tempat main untuk anak. Tetapi untuk yang mau seriously main ski, yang terkenal adalah di Niseko. We skipped Onsen for this trip, terutama karena nampaknya anak akan lebih senang dengan main air di bath tub hotel saja.

Sebagai penduduk tropis, jalan saat winter saja sudah merupakan pengalaman menarik

Winter ini bukanlah winter pertama untuk #gemini, namun akan menjadi winter pertama yang dalam kondisi sub zero dan salju turun terus menerus. #Gemini sangat excited mengetahui akan bermain salju. Persiapan harus dilakukan maksimal supaya masih bisa main dengan senang dan tetap sehat. Beberapa baju musim dingin masih tersedia dari perjalanan ke USA 2017 (ceritanya ada disini), tetapi dari pengalaman ke Kawah Ijen di Banyuwangi (ceritanya ada disini), ada beberapa yang mesti ditambahkan, seperti misalnya minyak kayu putih. Persiapan kami menghadapi musim dingin bisa dibaca disini.

 

Flight in/out Hokkaido

Karena tujuan utama adalah Hokkaido maka kami masuk dan keluar melalui Sapporo. Bisa juga melalui Tokyo, tetapi dengan demikian harus menggunakan Kereta JR (8 jam perjalanan) atau local flight untuk menuju Hokkaido.

Ini adalah perjalanan pertama kami pada saat titik puncak peak season. Belum lagi, perjalanan ini direncanakan agak mendadak; akibatnya tentu saja tiket pesawat mahal.

Pilihan jatuh ke Airasia (Rp 7.8 juta), stop over di KL dan tiba di New Chittose Airport jam 08.15 pagi – siap untuk main di pagi hari. Pulangnya pun enak, berangkat jam 09.00 jadi tidak terlalu pagi harus check out hotel.

 

Transportasi di Hokkaido

Karena merencanakan untuk pergi hanya ke beberapa kota di seputar Hokkaido, maka cara paling effisien adalah menggunakan JR Hokkaido Rail Pass.

JR Hokkaido Rail Pass adalah tiket terusan untuk wisatawan asing yang berkunjung ke Jepang dengan status “pengunjung sementara”. Menggunakan JR Hokkaido Rail Pass merupakan cara termurah dan ternyaman jika ingin mengunjungi Hokkaido. Dengan memiliki JR Hokkaido Rail dan bus, kita dapat melakukan perjalanan di seluruh Hokkaido tanpa batas dengan kereta api di seluruh jalur kereta api yang tergabung dalam Hokkaido Railways Co. Rail pass ini tersedia untuk jangka waktu layanan 3 Hari, 5 Hari, atau 7 Hari secara berturut-turut ataupun layanan 4 hari dalam jangka waktu 10 hari.

JR Hokkaido Rail Pass dibeli di travel agent di Indonesia. Kami membeli melalui Tokopedia-Viany Travel (https://www.tokopedia.com/vianytour), kurs yang digunakan lebih baik daripada travel lain.

Tiket yang diterbitkan oleh Viany Travel (ataupun travel lain di luar Japan) ini bukan merupakan tiket JR Hokkaido Rail Pass tetapi hanya Exchange Order. Begitu sampai di New Chitose Airport, tiket exchange order ini ditukarkan dengan JR Hokkaido Rail Pass. Selain New Chitose Airport, exchange order ini bisa ditukarkan di Sapporo, Hakodate, Noboribetsu, Ashikawa, Obihiro, Kushiro, Abashiri, dan Shin-Hakodate Hakuto.

Untuk menukarkan ke JR Hokkaido Rail Pass sekalian kita siapkan juga catatan (print-out) tujuan, tanggal dan jam yang kita mau supaya dapat reserved seat. Sebetulnya tidak reserved seat juga tidak apa, tetapi resikonya berdiri karena gerbang reserved dan non-reserved berbeda.

Dalam trip ini, karena ternyata juga hari libur akhir tahun di Jepang, kereta antar kota amat penuh, sehingga di beberapa trip yang kehabisan reserved seat, terpaksalah kami berdiri.

Nasib kalau tidak punya ‘reserved seat’ dan pas penuh…

Khusus di dalam kota Sapporo, kami menggunakan kartu Pasmo yang dibeli di trip sebelumnya.

Selain JR Hokkaido Rail Pass dan Pasmo, andalan kami dalam melakukan perjalanan ini adalah “jalan kaki”! Kota-kota di Hokkaido ini nyaman dan dalam jangkauan untuk berjalan kaki. Ditunjang udara dingin tanpa angin plus tumpukan salju, membuat sangat nyaman buat kami untuk jalan.

Kalau untuk #gemini, mereka senang sekali bisa duduk di plastic sled/toboggan lalu diseret mengelilingi kota. Karena itu mereka malah komplain ketika di kota Sapporo yang bisa dilalui melalui underground, karena harus jalan kaki dan tidak ada salju.

 

Accomodation

Tips utama :
1. Book in advance, karena peak season. Kalau dari segi harga, hampir sama saja tetapi kalau tidak book in advance, tidak dapat hotel yang kita inginkan.
2. Karena merencakan untuk day trip ke beberapa kota di Hokkaido menggunakan kereta, maka hotel yang dipilih harus dekat dengan station.

Pada trip ini kami mengunjungi kota: Onamu, Hakodate, Sapporo, Otaru, Tomamu, dan Asahikawa. Supaya tidak perlu unpack-pack koper dan seret2 koper di salju dan berkat JR Hokkaido Rail Pass maka kami menginap hanya di 2 kota, yakni Hakodate dan Sapporo.

Kota-kota lain dikunjungi day trip lewat 2 kota ini.

Hotel di Hakodate = Smile Hakodate. Book dengan breakfast, jadi bisa mencoba pilihan breakfast ala Jepang. Fasilitas standard Jepang, toiletries seperti sabun dan shampoo dalam ukuran besar, Bath tub dengan air panas dingin, plus toilet seat yang hangat.

Hotel di Sapporo = Mystays Sapporo Aspen. Karena pesan kamar tanpa breakfast, artinya makan pagi dibeli semalam sebelum day trip. Biasanya di Family Mart atau 7-11 atau Lawson. Onigiri dan Bread. Lokasinya persis seberang JR Sapporo Station. Bisa lewat underground (sedikit memutar) atau jalan biasa. Very convenience.

——-

Other Useful Website ttg JR Hokkaido Rail Pass = http://www2.jrhokkaido.co.jp/global/english/ticket/railpass/index.html

A family holiday to Hokkaido on winter is about snow, its people, delicious local cuisine and breathtaking scenery. It is also about creating positive family memories that last a lifetime and full of laugh, live and love as a family. Here’s our days.

Day 1 – Flight

Jakarta-Kuala Lumpur-Chitose. Berangkat jam 15.00 dari CGK – transit di KL selama 5 jam. Untung ada children playground, jadi tidak berasa sudah ketemu jam 23.00. Jam yang tepat karena #Gemini tidur di pesawat sehingga tidak masalah pesawat tidak memiliki in-flight entertainment. Makan pre-order meal pun tidak tersentuh.

 

Day 2 – Onamu

New Chitose Airport

Tiba di New Chitose Airport jam 08.05. Begitu tiba, setelah urusan imigrasi beres, kami keliling airport dulu. Airport Chitose merupakan tempat yang menyenangkan. Beli chocolate Royce di Royce Chocolate World sekalian melihat proses pembuatan cokelat, lihat taman bermain Doraemon (sayang belum buka) dan Hello Kitty Happy Flight.

Nama Royce Chocolate…

Setelah puas, kami lanjut ke tempat penukaran JR Hokkaido Rail Pass untuk menukar exchange order dan reservasi tiket. Sayangnya, di New Chitose Airport ini hanya bisa reservasi 1 tujuan. (Untuk tujuan lain, reservasi harus dilakukan di Sapporo station)

Onamu, Quasi National Park

Perjalanan dilanjutkan ke Onumakoen station, dan setelah locker untuk menaruh bagasi, langsung jalan ke Quasi National Park, yang letaknya tidak sampai 1km dari stasiun. Pemandangan sebenarnya biasa saja, namun good introduction to snow. #Gemini senang bisa membenamkan kaki ke salju yang masih empuk.

Sebelum meninggalkan Onamu, sempat menikmati ramen khas daerah ini yaitu Gengoro (“Water Shield Soba Noodles”).

Setelah mengambil bagasi di loker, kami melanjutkan perjalanan ke Hakodate dg kereta.

 

Day 3 – Hakodate

Hakodate Morning Market

Diawali dengan jalan ke pasar yang andalannya adalah seafood, terutama kaki kepiting bulu (hairy crab). Sebenarnya pasar di sini menarik, namun tidak untuk anak-anak. Karena itu kunjungan cepat saja, langsung jalan menuju Kanemori Brick House.

Kanemori Red Brick House

Perjalanan melewati juga Memorial Ship, sebuah kapal besar yang tertambat di dermaga. Dari sini, perjalanan ke Kanemori Red Brick House amat memikat. Di area ini, rumah bercat merah yang dulunya mungkin gudang, kini sudah beralih menjadi toko-toko.

Satu yang kami coba adalah es krim Milkissimo yang terkenal dengan motif bunganya.

Kanemori Red Brick Houses

Motomachi Area

Dari Kanemori, kami berjalan menuju stasiun cable car. Perjalanan akan melewati jalan yang elevasinya lumayan, dan terkenal karena pemandangan dari jalan ini bagus. Jalan yang kami pilih adalah Hachiman-saka slope. #Gemini amat menikmati jalan ini karena saljunya sudah tebal dan empuk.

Motomachi adalah area di puncak, dengan beberapa bangunan yang berarsitektur Eropa, seperti Orthodox Church dan Catholic Church. Akhirnya batal karena #Gemini lebih memilih bermain salju di tepi jalan.

Makan siang kami memilih di burger yang konon terenak di Hakodate, yaitu Lucky Pierrot. Sayang tempatnya yang original tutup, sehingga kami akhirnya mengunjungi yang terletak di tepi laut. Amat penuh, dan dilarang untuk duduk dulu sementara seseorang anggota keluarga antri.

Setelah makan, #Gemini menemukan tumpukan salju yang cukup tinggi. Habislah satu sore untuk bermain bersama anak anak lain di area tersebut.

 

The Sapporo Automaton Clock Tower (Gran Meister) at Shiroi Koibito Park

Day 4 – Sapporo

Pagi dihabiskan untuk perjalanan kereta ke Sapporo.

Shiroi Koibito Park & Chocolate Factory

Tujuan pertama ini cukup sulit dijangkau dengan jalan kaki. Shiroi Koibito adalah merek dari snack yang kemudian membuat satu taman bermain untuk publik (tepatnya turis). Untuk melihat pembuatan coklat, baru bayar.

Salah satu yang unik adalah parade boneka di clock tower (Sapporo Automaton Clock Tower – Gran Meister) setiap ganti jam.Saat di sini, cobalah Soft Serve Ice Cream (300 yen), white and black chocolate flavored ice cream

Tanuki Koji Shopping Street

Dengan kereta kami menuju ke Tanuki Koji yang … sebagian besar tokonya tutup karena hari libur.
Kami hanya dinner di area ini, yang lagi-lagi burger, kali ini MOS Burger. Burger terakhir di trip ini.

 

Day 5 – Asahikawa – Asahiyama Zoo

Atraksi utama kebun binatang ini adalah parade pinguin yang hanya ada dua kali, yaitu jam 11.00 dan 14.30.

Jadi perhitungan waktu untuk tiba di sana amat penting. Untuk mencapai kebun binatang ini, pertama harus mencapai Asahikawa Station dulu, dari sana, harus langsung antri bus nomor 41, 42 atau 47. Perjalanan dengan bus cukup lama, sekitar 40 menit, dengan ongkos 440 yen.

Penguin Parade… the main attraction at Asahiyama Zoo

Kami cukup tepat, bisa tiba di kebun binatang jam 10.30, sehingga langsung menuju ke lintasan parade pinguin yang ternyata sudah penuh.

Atraksi lain yang menarik adalah jerapah (karena bisa amat dekat dengan jerapahnya), kuda nil (karena bisa dilihat dari bawah kolam kaca saat mereka berenang).

Untuk lunch, hanya ada satu area yang amat sulit mendapat tempat duduk. Hindari jam sibuk.

Malamnya, kami mengunjungi toko Pokemon Center di dekat stasiun.

 

Day 6 – Tomamu Hoshino

Tomamu dicapai dengan kereta (JR Pass) dan free bus (sekitar 10 menit).
Tomamu Hoshino adalah hotel bintang lima, namun karena memang tidak berniat ski, kami memutuskan tidak menginap di sana, dan merencanakan kembali sebelum makan malam.

Tomamu Hoshino Resort

Tempat yang kami tuju pertama adalah Outdoor Center. Dan tepat karena masih sepi saat pagi. Ada banyak pilihan, seperti : Snow Mobile Ride, Banana Boat, Snow Rafting, Sled Cabin, Fishing, Snow Sled. Biayanya minimal 1000 yen per orang per aktivitas.

List aktivitas bisa dilihat di website ini.

Kami memilih banana boat yang ditarik snow mobile. Rutenya cukup panjang, dan mulai terasa suhu yang luar biasa dingin (untuk ukuran warga negara tropis).

Salah satu tips, jangan terlalu cepat beli aksesoris untuk main salju. Banyak ‘peninggalan’ turis yang tidak dibawa pulang. Kami mendapat sled/toboggan dan alat pembuat bola salju untuk kedua anak!

Setelah puas main sliding with toboggan dan lempar lemparan bola saljut, kami mencoba naik ke puncak dengan cable car. Tadinya kami berharap bisa turun menggunakan sepeda luncur, namun ternyata ada batas minimum tinggi badan yang belum dipenuhi #Gemini.

Untuk makan, banyak tempat, namun rekomendasi adalah di Hotalu Street yang dicapai melalui selasar dari hotel. Kami memilih Eni yang spesialisasinya adalah bowl rice with seafood (crab).

Ice Village

Agenda terakhir adalah mengunjungi Ice Village (link di sini)yang baru buka jam 5pm, dan dengan harga tiket masuk JPY 500 per orang. Ice village memiliki bangunan-bangunan yang berdinding dan beratap es. Aksesoris dan furniture juga dari es. Selain melihat-lihat, di sini bisa menikmati minuman panas sambil memanggang marshmallow di api unggun.

 

Day 7 – Otaru

Tiba di Otaru Station dan disambut hujan salju. Karenanya sempat terdampar jalan jalan di Central Town Miyako Dori, sebuah jalan beratap dengan toko di sepanjang jalan. Kembali #Gemini lebih tertarik main salju di pekarangan rumah orang.

Dari sana kami berjalan menuju main tourist attraction yaitu Otaru Canal.
Di tengah perjalanan, kami menemukan sebuah tempat ramen yang amat ramai pengunjung warga lokal. Tertarik, kami langsung mencoba dan memang mantap.

Gemini at Otaru Canal

#Gemini senang di Otaru karena bisa duduk di toboggan dan diseret. Ternyata menyenangkan dan tidak berat juga. Kebetulan es di trotoar juga sudah mengeras sehingga cukup licin untuk toboggan bisa meluncur.

Dari Canal, kami meunju jalan penuh toko, Sakaimachi. Mampir sebentar mengagumi Iwanaga Clock Store. Setelah itu mencoba Sa Wa Wa macha ice cream (tokonya berwarna hijau).

Namun kebanyakan turis mampir ke Le Tao (Pathos) yang terkenal dengan Double Fromage Cheese Cake-nya dan biskuit-nya.
Salah satu toko yang juga dikunjungi adalah Le Chocolate.

Sebelum terlalu malam, kami kembali ke Sapporo, dan makan ramen di dekat Stasiun. Saat kembali ke hotel, kami baru menyadari bahwa Yakitori Bar di depan hotel ternyata ramai juga. Kami mencoba dan ternyata memang tidak mengecewakan.

 

Day 8 – Sapporo

Hari terakhir kami habiskan untuk jalan keliling kota Sapporo.

Diawali dengan Sapporo Clock Tower dan Sapporo TV Tower, yang sekaligus merupakan titik awal Odori Park, yang ternyata adalah beberapa blok taman.

Kami menyusuri Odori Park, sampai menemukan taman yang memang diperuntukan untuk main sliding. Kembali #Gemini amat menikmati main di sini.

Untuk lunch, kami memilih curry yang ternyata juga oke (Buzz Curry).

Setelah itu kami jalan ke former Hokkaido Government Office.
Dari sini kami menikmati jalan di jalan bawah tanah, mengunjungi kembali Tanuki Koji.

Finally, we found the toy store, Mandrake!

Salah satu agenda adalah mencari toko mainan dan game center. Ternyata tidak mudah karena game center ternyata banyak yang untuk kategori umur lebih tua. Toko mainan akhirnya dapat yaitu Mandrake yang spesialisasinya adalah robot. Yang menarik, ada barang yang sepertinya dikembalikan oleh pembeli namun masih dalam kondisi amat bagus (malah beberapa baru). Diskon-nya amat besar.

Untuk dinner, kami akhirnya mampir ke yang sebenarnya di plan sejak awal yaitu Ramen Republic di ESTA Shopping center (dekat stasiun).

Dari sana, kami mengakhiri hari (sekaligus wisata) di Sapporo JR Tower Observatory T38 yang memiliki view ke empat penjuru kota. Salah satu yang unik adalah rest room nya yang juga berdinding kaca, sehingga tetap bisa memandang ke luar.

 

Day 9 – Back to Indonesia

Ingin sepagi mungkin, namun ternyata stasiun buka jam 0600. Dari stasiun kami langsung menuju bandara.

Kalau ingin beli oleh-oleh atau bahkan dimakan sendiri, beli saja di airport. Tidak lebih mahal daripada di luar airport, bahkan langsung tax free tanpa harus belanja JPY 5000. Rekomendasi yang dibeli adalah: chocolate Royce, Marusei Butter Sandwich, Double Fromage dari LeTao

 

[wp_ad_camp_1]

9 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Powered by: Wordpress