Bon Appetit

[resto] Tokyo Tonkotsu Ramen : Ichiran vs Kyusyujangara

Dalam perjalanan kami ke Tokyo-Kyoto, Maret 2016 (lihat sini), #gemini sampai bisa berkomentar “Kalau di Indonesia makan nasi, di Jepang makan mie.”

Iya, hampir tiap kali yang diketemui adalah mie, terutama ramen. Dari sekian banyak ramen yang kami makan di Tokyo, ada 2 yang sangat berkesan: KyusyuJangara dan Ramen Ichiran.

Kedua ramen ini adalah hasil rekomendasi teman-teman kami, dengan note yang perlu digarisbawahi mesti sabar antri. Note : kedua ramen ini tidak halal.

KyusyuJangara lokasinya di Shibuya, bisa diketemui di review TripAdvisor, klik link ini.
Ramen Ichiran ada beberapa tempat, kami coba yang dekat Ueno (Ante), bisa klik di sini.

Mari kita bandingkan.

The legendary, Ichiran Ramen

The legendary, Ichiran Ramen

Antrian dan Cara Pesan

Lagi-lagi, pesannya adalah mesti sabar antri. Kyusyujangara (KJ) cukup normal, hanya menunggu 2 orang (sekitar 15 menit). Ichiran (IC) yang fenomenal, sekitar 45-60 menit. Dan kedua kunjungan kami, bukan persis pada jam makan. Entah kalau jam makan

KJ: Pesan dua parameter kepada pelayan : jenis kuah dan topping yang ingin ditambahkan.
RI: Prinsipnya hanya ada 1 menu: Tonkatsu Ramen. Kemudian kita dikasi pilihan, seberapa kuat flavor yang dikehendaki, seberapa rich kuahnya, mau dikasi topping apa saja (onion/slice daging/sambal) serta tingkat kematangan mie. Kalau kurang, ada adding topping dengan extra cost seperti extra mie. Setelah mengisi, di dalam kita beli tiket di vending machine untuk jumlah ramen yang dikehendaki.

slurp.. Kyusyujangara Ramen!

slurp.. Kyusyujangara Ramen!

Duduk Makan

Keduanya sama-sama menunggu meja kosong.

KJ: 1 meja bisa diisi 4 orang, di meja ada wijen, sambal, kecap untuk penambah rasa

IC: 1 meja 1 orang, dan sulit untuk dapat berkelompok kalau kelompok besar. Kata my dad, meja nya seperti meja pengakuan dosa. Literally. Kita duduk di meja kecil dengan bukaan kecil untuk komunikasi dengan pelayan. Note yang sudah ditulis (flavor, richness, dan topping) diserahkan ke pelayan. Kemudian setelah ramen diantar, bukaan kecil itu akan ditutup. IC membolehkan kalau kuah masih ada dan kita masih lapar, bisa tambah mie-nya saja. Tekan bel, bukaan itu akan terbuka dan pelayan akan meminta note tambahan apa lagi yg kita inginkan.

Harga

KJ: JPY 800-1000 per person
IC: JPY 800 per person

Rasa

Satu hal yang saya selalu ingat kalau makan Ramen di Indonesia, mau di resto mahal maupun murah, hampir semuanya rasa tidak beda jauh dengan Indomie Rasa Ayam dengan tambahan telur plus rawit. Padahal harganya puluhan kali lipat.

Ramen-ramen di Jepang yang dicoba, kuahnya selalu sangat enak serta mie nya dengan tingkat kematangan yang pas.

Dan, baik KJ dan IC saya bilang Juara deh. The soup thickness, the noodle texture, top.

Verdict

Kalau dipaksa pilih satu, saya akan pilih KJ. Dari segi rasa, dua-duanya juara; tapi topping di meja KJ lebih menggoda daripada IC, plus tersedia beberapa pilihan kuah. Kenyamanan pun jauh lebih menyenangkan. Tapi memang IC lebih seru kalau diceritakan.

[wp_ad_camp_1]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Powered by: Wordpress