Waktu kecil, beberapa kali kalo liburan sekolah ke Semarang; soale sodara-sodara juga banyak yg ada disana. So many memorable places and things. Biasanya nginepnya di rumah sodara di Gang Pinggir, deket Gang Lombok yang jual lunpia. Terus pas udah kuliah, lebih sering lagi; soale mama dinas di Semarang. Naeknya bus Kramat Jati dari Bandung yang Super Big Top. Jadi, dalam 1 bus cuman ada 20-an kursi; kursinya bisa dibuat mendatar, biar punggung engga pegel. Lebih mahal, tapi jauuuh lebih murah daripada naek pesawat. Apalagi dulu kayaknya engga umum deh naek pesawat; terlalu mahal. Berangkatnya malam hari, subuh sudah sampe di Semarang.
Biasanya yang dibawa kalo pulang dari Semarang, ya Lunpia gg. Lombok, wingko babat yang ada gambar kereta apinya, pia kemuning, dan bandeng presto buat bekel anak kost. Kalo yang langsung dimakan disana: soto Bangkong, kue & ice cream di toko Oen, steak di De Koneng, nasi gandul, nasi ayam, pecel, tahu gimbal. Lengkap tentang makanannya boleh dilihat disini.
Semarang sebagai Kota ATLAS (Aman, Tertib, Lancar, Asri dan Sehat) adalah ibu kota provinsinya Jawa Tengah. Kira2 kalau pake mobil 10 jam dari Jakarta, kalo pake pesawat sekitar 50 menit.
Banyak tempat menarik di seputaran Semarang ini. Seperti kelenteng di daerah Simongan yang didedicatedkan untuk Laksamana Cheng Ho yang tiba di Semarang th 1406. Namanya Sam Po Kong (klenteng Gedong Batu). Satu lagi kelenteng besar yang ada di gang Lombok: Tay Kak Sie (deket sini nih ada Lunpia yang disebut Lunpia Gang Lombok)
Kalau Gereja, yang terkenal adalah Gereja Blenduk. Bentuknya yg mblenduk (dome) lah makanya disebut Gereja Blenduk. Terus ada lagi Lawang Sewu. Dinamakan Lawang Sewu karena konon pintunya ada seribu (lawang=pintu, sewu=1000). Tempat ini dulu digunakan sebagai kantor pusat Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij atau kantor pusatnya kereta api jaman Belanda dulu. Sekarang dibiarkan kosong, bahkan terkesan angker karena kosongnya itu. Lokasinya berada di dekat monumen Tugu Muda (berada di tengah persimpangan Jl. Sutomo, Jl. Pandanaran, Jl. Imam Bonjol dan Jl. Soegiyopranoto yang didirikan untuk mengenang Pertempuran Lima Hari di Semarang:14-19 Oktober 1945)
Jadi di Semarang ada juga yang dikenal sebagai kawasan kota lama Semarang. Bangunan2nya memiliki ragam pseudo baroch yang trend di Eropa pada abad 17-18. Kawasan Kota Lama ini juga berada dalam ruas jalan yang dibangun oleh Daendels (jalur Anyer-Panarukan).
Uniknya juga dari Semarang yang juga dikenal sebagai “Oude Staad – Belanda Kecil”. adalah, kotanya terbagi dua. Jadi kalau menyusuri dengan mobil di dalam kota, menuju arah Candi; akan berasa seperti sedang pergi ke luar kota karena jalanannya dibagi dua. Semarang ini dikenal sebagai semarang atas. Ada lagi semarang bawah. Kawasan ini sering kali terendam banjir kalau sedang hujan.
Minggu lalu, diajak koko buat lihat lautnya Semarang. Wah berkali-kali dan bertahun2 ke semarang , baru kali ini lihat yang namanya laut di Semarang. Padahal kan mestinya dulu juga pernah lihat ya.. soalnya termasuk salah satu kota yang ada di pesisir pantai utara Jawa.
Laut yang dilihat ini laut yang ada di daerah Puri Marina/Puri Anjasmoro. Jadi masuknya lewat ke perumahan yang katanya dibangun pengen ngikutin perumahan Marinanya Jakarta. Buat masuk ke areal perumahan ini harus bayar Rp 8K kalau bukan penghuni (kalau tamu dari salah satu pemilik rumah harus bayar berapa ya?).
Pantainya sendiri bukan jenis pantai berpasir yang bisa dipakai buat maen2. Sudah dipasangi model tanggul. Di tempat ini banyak yang mancing atau hanya sekedar duduk2 melihat laut luas dan kapal di kejauhan. Bahkan ada oma yang tabur bunga juga di pantai ini. Sore hari di tempat ini engga terlalu mengecewakan deh!
Next trip pengennya datang cuman buat berlibur dan explore lah…
3 Comments