Tulisan dibawah ini adalah email dari my dh buat temen2 deketnya yang excited dg trip kami kedua setelah married, yang juga perjalanan pertama kami berdua ke luar Indo juga. Pas kemarennya beres2 lemari.. eh nemu print-out dari email itu.. Jadi biar engga ilang, tak ketik ulang deh.
Foto2 banyak banget (abis 10 roll isi @ 36 deh), tapi karena dulu belum punya kamera digital; jadi yang ada sekarang yach printing foto aza.
Sebagai catatan akhir, hasil pemikiran kami mengenai perjalanan ini dapat dibaca diakhir cerita sama seperti tulisan ini. Ditulis baru2 ini, tidak included dalam email itu.
[quoted]
Daripada gua ngulang cerita ke semua orang ttg trip ke Eropa, mending ditulis aja… yang merasa kepanjangan baca aja overall-nya.. terus delete
Overall
Menyenangkan. Berhubung ini tour pertama gua ke luar negeri, jadi memang agak banyak hal yang mustinya bisa disiapin duluan. Kita memang menduga harus bawa sambal dan jaket tebal. Tapi ternyata sarung tangan engga cukup tebal. Jadi kita ngabisin banyak duit buat beli sarung tangan, sepatu (soalnya butuh yang heavy-duty ternyata), payung, dll.
Yang kedua, ternyata makanan yang default dari tour 90% adalah Chinese Food (makanya tour leader yang bisa bahasa Cina itu penting)…kabarnya ini memang default karena murah (soalnya di tiap restoran pasti rame banget sama rombongan lain, tapi jadi nyesel juga sih engga curi-curi waktu buat makan khas setempat (terutama di Italia sebagai negara pertama).
Yang ketiga, banyak sisipan perjalanan komersialnya (misalnya Emporium, Coster Diamond) yang kerjanya memang cuma belanja (demo), kalau gini, musti bisa cari waktu buat pergi ke tempat lain (tapi kan musti tau dulu lokasinya). Terus terang kita merasa kecolongan di Amsterdam, terlalu lama nunggu orang belanja di Diamond. Tau gitu bisa ke Rijkmuseum (di seberang jalan ternyata).
Yang keempat, rata-rata ke Eropa emang keluarga, dan tipikal orang Indonesia, mereka lebih suka belanja atau ke tempat kayak Hard Rock, Planet Holywood, dll. Kalau ada local guide menjelaskan dicuekin, padahal bagi gua cerita dan tempat historis atau museum lebih menarik. Jadi memang musti banyak tanya ke local guide dan cari sendiri informasi (kalau perlu beli buku dulu atau riset dulu di Jakarta).
Hari 1 (23 Des)
Kita berangkat dari Jakarta jam 6.30, naik Lufthansa. Perjalanannya ke Singapore dulu terus nonstop ke Roma 15 jam. Monik muntah-muntah. Mungkin lantaran engga fit dan belum cocok dengan makanan yang dikasih.
Hari 2 (24 Des)
Tiba juga di kota Roma, negara sepakbola. Biar engga bisa bahasa Italia, gua langsung bisa baca headline surat kabar bahwa Milan kalah dari Perugia. Langsung nyewa bus (yang dipake sampe Paris, supirnya Italiano). Kunjungan pertama ke St. Peter (Vatikan). Bagus banget, dan memang gua agak beruntung karena bisa masuk Pintu Suci (yang dibuka 25 tahun sekali), serta mengikuti pemberkatan oleh Paus (walau keliatan cuman batok kepalanya). Abis itu ke Colosseum. Masih banyak tempat lain (spt Victor Emanuel Building, dll) tapi cuma lewat atau foto doang.
Hari 3 (25 Des)
Pagi-pagi dapat kabar pemboman di jakarta (dari CNN, dan ada yang bawa HP ditelepon keluarga di Jakarta).
Hari ini jalan ke menara miring Pisa dan mampir ke Fiorentina (cuma numpang tidur, padahal konon ada st. Mark Square dan patung David yanng terkenal itu). Tour komersial pertama ke Emporium (tempat baju merk-merk Itali kayak Gucci, Armani, dll). Di group gua, engga ada yang belanja walau group lain banyak yanng bener-bener kayak orang yang punya 1 menit buat belanja. Soalnya emang barangnya sama dg di Jakarta sih… harga relatif sama.
Hari 4 (26 Des)
Separo hari jalan ke Venezia. Ada kecelakaan di tol yang menyebabkan delay 2 jam. Venezia emang luar biasa karena semuanya dibangun di tengah laut (musti naek ferry ke sana). Gua sempet bingung, lapangan sepakbolanya di mana ya, tapi local guide-nya cewek jadi gua malu buat tanya.
Disana gerejanya bagus banget, dan sempet juga naik kapal (gondola) buat nyusurin kanal. Bau sih, tapi bisa lihat detail bangunan. Disana juga lihat keahlian bikin kerajinan kaca, dengan tangan dan tiup.. cuma mahal harganya.
Hari 5 (27 Des)
Mulai jalan ke utara (tambah dingin). Akhirnya dapat juga ngerasain makanan Italia (lasagna) di Bolzano (perbatasan Italia-Austria). Enak banget (ga tau pakai apa, atau mungkin sensasi trip)…
Hari pertama lihat salju turun.. lucu juga.. bentuknya memang seperti yang digambarkan orang, kayak kristal kecil…
Sore sampe di Innsbruck. Mampir di pembuatan kristal Svarovski yang beken di Eropa. Cuma satu yang menarik, papan catur dengan biji yang bagus banget. Harganya 10 juta… tapi ini jauh lebih murah dibanding yang lain (bayangin aja, dapat 32 biji kristal plus papan gede dari kaca). Kota ini kecil dan engga ramai. Banyakan orang tua tinggal di sini. Tapi di sini ternyata terkenal sebagai tempat perlombaan musim dingin.
Hari 6 (28 Des)
Jalan lagi ke Lucerne (Swiss). Singgah siang di Vaduz (Liechenstein). Kota ini kecil banget. Di sini Monik sepatunya rusak, terpaksa beli sepatu Nike (harganya setara Rp 400rb), dan sebelnya – ada tulisan : Made in Indonesia hehehe.
Ini memang trip perjalanan. Rata-rata kalau trip di jalan, kita bisa jalan 500 km per hari. Tapi berhubung disana jalan itu lancar dan bis bisa jalan konstan di 100 km/hr jadi rasanya cepet banget. Hari ini cuma mampir di Lion Monument (patung paling sedih di dunia kata Mark Twain: patung singa tertusuk tombak) dan disinggahkan ke Bucherrer (toko retail jam Swiss, Victorinox, Toblerone, paling gede di Swiss)
Hari 7 (29 Des)
Pergi ke gunung Titlis tempat orang main ski. Tingginya 3000 meter lebih (naik kereta gantung). Susah nafas. Terus suhunya -16 derajat. Jangan coba-coba lari-lari…sesek nafas dan hidung sakit banget saking dinginnya. Abis itu bebas di Lucerne…. Asyik juga pertama kalinya bisa belanja buat sendiri (coklat tentunya).
Hari 8 (30 Des)
Jalan lagi. Siang ke Rheine Falls (air terjun kecil sih) dan Titisee Jerman (acara belanja jam kukuk). Tapi tempatnya menyenangkan. Danaunya bagus, terus bisa main salju, karena engga gitu dingin. Sore sampai Heidelberg, Jerman. Cuma buat tidur. Sayang, soalnya kan tempat ini terkenal karena manusia purbanya…
Hari 9 (31 Des)
Lagi-lagi perjalanan di jalan. Siang mampir di Koln (katedralnya gede banget). Sore masuk Amsterdam. Ramai sekali karena New Year Eve. Sayang sekali hotel jauh (deket airport). Jadi engga bisa ke kota. Malam taun baru di hotel saja.
Hari 10 (1 Jan)
Pergi ke Volendam. Liat kincir angin yang tidak muter lagi, dan difoto pakai baju setempat. Sempet heboh karena ada kebakaran di sana. Tour leader kita sampai masuk TV lho. Abis itu mengunjungi pabrik keju dan bakiak khas Holland.
Sorenya ke Coster Diamond. Nah disini salah satu keluarga (yang punya 2 anak cewek).. belanja hinga 30 ribu USD.. Yang lain juga pada beli.. Gua jelas engga… dan kesel karena sampai sore disana. Padahal Rijkmuseum (yg penuh dg karya Rembrandt) dan VanGogh Museum ternyata dekat.. Sorenya menyusuri kanal Amsterdam.
Hari 11 (2 Jan)
Pagi ke Madurodam (miniatur Belanda yang canggih karena dilengkapi elektrik yang bagus). Terus ke Brussel (makan siang dan lihat gedung berbentuk molekul). Sorenya masuk Paris. Macet sekali. Satu hal yang bisa dicatat, gua melewati St. Dennis Stadium dimana Prancis mengalahkan Brasil buat jadi juara duni 1998.
Hari 12 (3 Jan)
Ke Menara Eiffel, dan beberapa tempat seperti Invalides (tempat Napoleon dimakamkan), Arc de Triumph, St. Germain (tempat para pemikir Renaissance tinggal), Champ Elysse (jalan elite disana)
Hari 14 (4 Jan)
Yang lain ke London. Gua dan Monik ke Disneyland. Ngantri buat satu atraksi bisa 30 menit. Tapi enaknya mereka pake sistem Fast Pass di atraksi yang laku. Jadi kita antri buat dapet jam berapa musti balik lagi. Yang paling seru adalah naik jet coaster tapi mundur dan satu lagi jet coaster gelap. Foto juga otomatis tersedia untuk tiap kereta.
Sorenya ke Versailles, tapi udah kemalaman. Jadi engga bisa masuk.
Hari 15 (5 Jan)
Ke Louvre. Ini yang paling berkesan. Gila…bagus banget. Gedungnya sendiri luar biasa (dari sisi arsitektur banyak bahasannya). Isinya sendiri wah… engga ternilai. Patung-patung Yunani, Mesin, Mesopotamia, terus lukisan dari abad ke 12. Dari jam 9 sampe jam 2 siang, separohnya juga engga selesai.
Sayang, jam 2 udah musti makan siang dan balik karena ngejar pesawat. Ke bandara berhubung engga sama group naik taksi. Mercede E220 lho, cuma bayarnya 450 rebu… supirnya orang keturunan Aljazair, yang langsung seneng banget waktu gua nyebut Zinadine Zidane (pemain bola terbaik dunia 2000 .. orang Prancis keturunan Aljazair juga).
Hari 16 (6 Jan)
Di pesawat lagi. Kali ini Monik uah bisa menikmati perjalanan antara lain karena capai. Sampai Jakarta jam ½ delapan. Langsung beres-beres dan tidur.
[end quote]
Catatan Akhir Perjalanan
1.. Setelah perjalanan ini, kami sekali lagi melakukan perjalanan ke China dengan tour agent. Kayaknya kami berdua sepakat deh, kalo engga kepepet banget engga akan deh jalan2 dengan tour agent. Mending self-guided-tour modal buku lonely planet atau fodors aza deh
2.. Kami bukan jenis tourist yang suka belanja. Pertama karena, dananya engga cukup juga, kedua karena apa sih yang engga ada di Jakarta ini, dan terakhir karena ribet bawa pulangnya. Jadilah biasanya kami jalan dengan memuaskan mata dan perut saja.
3.. Selalu kangen buat melihat salju lagi; entah apa sebetulnya daya tariknya. Tapi pengen dan pengen diulang.. sebetulnya sedikit mirip dengan salju yang ada di lemari es, tapi gini hari .. mana ada lemari es pake salju lagi
4.. Kapan ya bisa ke eropa lagi… pengennya sih ke Eropa Timur. Kalau nonton film Euro Trip, kesannya murah banget perjalanan kesana. Pastinya, tiketnya mahal banget euy…
4 Comments